Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija

Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija - Hallo sahabat Putri Dija yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Putri Dija, Terimakasih sudah mampir di Diary Putri Dija yang sederhana ini, Saat ini diary yang Putri Dija tulis dengan judul Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija, Putri Dija sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Baby Dija's Story, yang Putri Dija tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Putri Dija ya...???

Judul : Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija
link : Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija

Baca juga


Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija

Catatan Tante Elsa :

Cerita sebelumnya bisa dibaca di SINI.

* Senin 13 Januari 2014, Aku  jemput Dija lebih awal, dan bisa melihat Dija sudah ceria di sekolahnya. Jadi semuanya sudah baik-baik saja. Jam 11.00 Dija sudah keluar digandeng Bu Guru nya. Dija lapor ke aku, di dampingi gurunya, bahwa tadi dia cuman nangis sebentar aja, gak pake lama. Aku senang mendengarnya. Kami menuju ke mobil, dan Dija menagihku untuk jalan jalan ke Taman Kebonrojo. Hehehhee.... padahal janjinya, kalo di sekolah gak nangis lagi, akan aku ajak ke Taman Kebonrojo. Laah tadi nangis cuman sebentar tapi kok nagih janji... hhihi, namanya juga anak anak. Akhirnya kami pun meluncur ke Taman Kebonrojo.





* Selasa, 14 Januari 2014, seperti biasa Dija sangat ceria di rumah. Semuanya menyenangkan. Aku memilih mengajaknya bicara secara serius ketika menjelang tidur, setelah ia menyelesaikan bacaan doanya. Dija masih tak semangat diajak bicara soal sekolahnya. Dia juga mengungkapkan berkali kali, tidak mau main lagi sama temannya yang itu. Aku berusaha memberinya motivasi, sama seperti hari hari sebelumnya. Juga mengiming-imingi reward jika ia tak lagi menangis dan mau pergi ke sekolah dengan semangat.


* Rabu, 15 Januari 2014, Lagi lagi semuanya lancar. Bangun pagi tidak susah, dandan segala macem juga gampang, makan pagi selalu susah. Giliran pakai sepatu, dan bawa tas... Dija menolak. Semangatnya langsung turun drastis, dan mulai menitikkan air mata. Aku berusaha menyemangati, dengan bernyanyi riang gembira. Memberinya pelukan, dan mengatakan padanya akan menunggu di sekolah, tapi Dija tak boleh menangis. Berusaha sekuat tenaga menyuntikkan semangat.... dan tampaknya mulai berhasil. Dija cuman murung, nangisnya juga sudah sangat berkurang. 

Kami berdua naik mobil, dan ketika melewati pasar buah, Dija berkata : "Buk, nanti beli jus ya?"
"Ya, nanti pulang sekolah yaa..."
"Ya... yang strawberry ya Buk..."
"Iyaa, tapi Dija gak boleh nangis di sekolah ya. Gak usah takut. Nanti kalo gak nangis, pulang sekolah kita beli jus strawberry sama sama"
"Ya buk..."

Pulangnya, Dija sudah ceria seperti biasa. Dan kami berdua pun membeli jus strawberry. Seperti biasa, aku bertanya, ngapain aja di sekolah. Tapi Dija (juga seperti biasanya) selalu bercerita yang baik-baik saja, bahwa ia bermain sama sahabatnya, bahwa dia bermain sama bu guru. 

Ooh indahnya anak anak, selalu berpikir positif.

Sorenya, Gurunya Dija mengirimkan sms, tentang perkembangan Dija di sekolah hari itu yang sudah "pintar" tidak nangis lagi. Beliau juga minta maaf jika dirasa kurang memperhatikan anak didik, dan menyarankanku untuk konsultasi masalah ini ke Kepala Sekolah yang mungkin lebih ahli ngurusin masalah anak anak. Well, salut sekali buat Bu Gurunya Dija ini yang sangat komunikatif dan sangat mudah bekerja sama jika ada sesuatu. 
Aku pun menyampaikan permintaan maaf juga jika dirasa sikap Dija maupun sikap emaknya ini terlalu lebay alias berlebihan. Dipukul sekali aja nangisnya dua minggu.... anaknya dipukul aja, emaknya ikutan nangis. Sekalian minta gurunya supaya maklum, ini adalah pengalaman pertama kami, Dija dan emaknya menghadapi masalah pertemanan di sekolah. Bu Guru dan Pak Guru di sekolah mungkin setiap hari menghadapi masalah seperti ini, tapi tidak begitu halnya dengan kami berdua. Dija mungkin terlalu kaget dengan perlakuan kasar temannya di sekolah, sementara emaknya terlalu kaget mendapati anaknya menangis tersedu sedu karena dinakalin temannya....

Aku berusaha melihat masalah ini sebagai .... sebuah masalah anak anak bisa, bukan bully ya. Aku percaya, anak umur se-dija tidak mungkin ada keinginan untuk membully. (maksudnya belom ada gitu). Ini murni pertengkaran anak anak balita. Hanya persoalannya kemudian adalah bagaimana memotivasi Dija, memberi pengertian bahwa ... ya begitu itu berteman, ada yang kurang baik,  ada yang baik. Dan menekankan bahwa Dija tidak boleh seperti itu....




* Kamis 16 Januari 2014, Tidak ada masalah apapun di rumah. Semuanya tampak menyenangkan.

* Jumat 17 Januari 2014, Sejak bangun pagi aku sudah mulai mendoktrin Dija untuk tidak nangis lagi ketika berangkat sekolah maupun di sekolah, tidak perlu takut sama temannya yang itu, dan memberikan pilihan untuk berteman dengan yang lainnya dulu. Dija tampaknya sudah mulai bisa mengatasi ketakutannya, meskipun tetap saja bilang tidak mau berteman dulu sama temannya yang itu.

Kami pun berangkat sekolah, dan kali ini Dija sudah tidak menangis. Aku melihatnya berjalan sendiri ke dalam kelasnya dengan gagah berani, terharu sekali rasanya, anakku sudah tidak menangis lagi.....

Dan sepulang sekolah, Aku mengajaknya kencan dengan membeli jus buah dan ayam goreng tepung kesukaannya. Aku memujinya karena tidak menangis, dan Dija tampak bangga sekali.






* Sabtu dan Minggu, 18-19 Januari 2014. Kami melewati akhir pekan dengan penuh kegembiraan. Meluapkan rasa lega karena Dija sudah bisa mengatasi masalahnya di sekolah. Tapi hari minggu malam Oma (ibuku) mendadak masuk Rumah Sakit. Semalaman hingga keesokan harinya aku mendampingi Oma di ICU rumah sakit.

* Senin 20 Januari 2014, Dija pulang sekolah dijemput Ola Nona, adikku. Dan langsung dibawa ke rumah sakit, karena Oma sudah dipindah ke kamar perawatan biasa, tidak di ICU lagi seperti semalam. Dija datang dengan bintang di jilbabnya, begitu bangganya ia menunjukkan padaku. Dan tentu saja, emaknya ini jauuuuh lebih bangga dari siapapun. Dija meraih bintang best student untuk ketiga kalinya. Alhamdulilllaaahhh....

Sayangnya adikku lupa menanyakan kriteria minggu ini untuk peraih best student ke Gurunya Dija. Gak apa lah, yang penting sudah koleksi tiga bintang ya Nak.... so proud of you!




* Jadi... sekarang bisa bernafas lega selega leganya, karena kami sudah melewati satu pengalaman seru yang sangat berharga. Beberapa teman ketika mengetahui Dija sudah muali sekolah, dulu pernah memberiku saran agar selalu menanyai Dija setiap hari sepulang sekolah. Tanyakan soal apapun, hal sekecil apapun, tujuannya untuk melatih Dija terbiasa bersikap terbuka pada orang tuanya. Hal ini (menurutku) sudah aku lakukan... tapi mungkin setiap anak memang berbeda yaa... terbukti dalam kasus Dija, dia kurang terbuka ketika mengalami hal yang tidak enak di sekolah. 

Tapi kuncinya memang satu, tetap bertanya sampai si anak mau terbuka. Tetap mengajaknya bicara sepanjang waktu, tetap berusaha dan jangan pernah bosan.

Begitupun ketika si anak sudah bercerita tentang masalahnya di sekolah. Jika ternyata melibatkan temannya, jangan serta merta kita melibatkan orang tua si anak itu. Karena apa yang terjadi masih harus diselidiki sejelas jelasnya. Namanya juga anak anak, pertengkaran kecil adalah hal biasa. Yang paling tepat tentunya melibatkan dan meminta bantuan pada Guru Kelasnya, untuk sama sama saling membantu dan bekerja sama mengatasi masalah. 

dan dalam kasusnya Dija, Alhamdulillah gurunya sangat komunikatif, sangat sangat membantu menguatkan Dija yang sempat down.

* Memotivasi anak merupakan hal yang paling penting. Lagi lagi, setiap anak itu berbeda. Dija anak yang pendiam, pemalu dan kurang pede. Hingga saat inipun aku selalu mengajaknya bicara, (biasanya ketika menjelang tidur), memotivasinya dan memberi semangat dalam hal apapun. Mengatakan bahwa semua sayang padanya, bahwa dia tidak akan sendirian dan lain sebagainya. Hal ini juga dilakukan Gurunya Dija disaat ia tidak bersemangat sekolah dan ketakutan pada temannya. 

Semoga apa yang kami katakan pada Dija membuatnya kuat lagi, membuatnya lebih tough.

* Buat ibu-ibu yang mengalami hal serupa, banyak banyaknya mendengar pengalaman ibu-ibu lain yang mengalami masala serupa, baik itu yang anaknya menjadi korban, atau malah anaknya menjadi pelaku. Kedua ibu yang berada di posisi berbeda itu sama sama gundah gulana lho....  pasti jika bisa saling sharing, siapa tau bisa menemukan solusi atau malah menemukan inner peace untuk mengatasi emosi kita..




Demikianlah catan kecil pada Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija

dan inilah yang bisa Putri Dija sahare. sekali lagi Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Putri Dija selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang UPDATE Curhat Tante Elsa | Diary Putri Dija dengan alamat link http://putridija.blogspot.com/2014/01/tentang-update-curhat-tante-elsa-diary.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Ballet by Jatayu Elite Studio Jombang | Diary Putri Dija

Tentang Snow White | Diary Putri Dija

Tentang Buku Baruku | Diary Putri Dija