Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
Tentang Borobudur | Diary Putri Dija - Hallo sahabat Putri Dija yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Putri Dija, Terimakasih sudah mampir di Diary Putri Dija yang sederhana ini, Saat ini diary yang Putri Dija tulis dengan judul Tentang Borobudur | Diary Putri Dija, Putri Dija sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label
diary Baby Dija's Story, yang Putri Dija tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Putri Dija ya...???
Judul : Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
link : Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
Anda sekarang membaca artikel Tentang Borobudur | Diary Putri Dija dengan alamat link http://putridija.blogspot.com/2014/11/tentang-borobudur-diary-putri-dija.html
Judul : Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
link : Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
Hari Sabtu kemarin, Aku jalan jalan loh...
jauuuh... ke Yogyakarta.
dari Jombang naik kereta
Seru sekali, ternyata naik kereta menyenangkan ya
pertama kalinya buatku
Dari Yogyakarta, lalu ke Magelang
mau jalan jalan ke Borobudur
ternyata Candi Borobudur besar sekali ya
naik tangga nya tinggi...
Kakak Adin dan Aku kelilingi semua tingkat di Borobudur
cari relief hanoman dan mahabarata
juga cari relief putri raja yang cantik
Semakin naik ke atas,
eeeehhh semakin panas
kalo lelah, kami berhenti dulu
istirahat
Sampai di atas, makin paanaasss dan bikin haus
Aku gak kuat ...
akhirnya buru buru turun deh
sampai di bawah, bisa foto foto lagi deh...
sama Tante Elsa, sama Oma juga...
Setelah puas keliling Borobudur,
Kami menuju ke Prambanan.
Catatan Tante Elsa :
* Pertama kalinya naik kereta api, Dija senang sekali. Sepanjang perjalanan dari jombang ke jogja gak pake acara tidur. Padahal semuanya udah tidur, Dija sendiri yang masih bersemangat. Mau gak mau, aku terpaksa temenin Dija. Alhamdulillah gak pake acara rewel segala di kereta api, kalo terserang bosan, kami main game di tablet. Kalo bosan lagi, kami nyanyi nyanyi sendiri, lalu main tebak-tebakan. Pokoknya Dija sangat menikmati pengalaman pertamanya naik kereta api.
* Pertama kalinya lihat Borobudur, Dija biasa aja sih. Kakaknya yang sangat terkagum kagum, dan menikmati setiap petualangan di tiap tingkat borobudur. Dija belom seberapa ngeti betapa indahnya borobudur. Nanti kalo udah SD, kayaknya harus diajak kesana lagi deh
* Awalnya naik borobudur, Dija exited banget. tapi begitu sampai puncak, Dija kepanasan dan mulai rewel. Apalagi bekal minumnya habis, hehehehe, jadilah rewel berkepanjangan sampai kami menemukan minuman. Setelah itu disusul rewel karena lapar. Gara gara kelupaan biskuit ditinggal di mobil, jadinya beli salak deh di pedagang kaki lima. Dija laparnya bisa diobati dengan salak.
* Perkembangan belajar membaca Dija di sekolahnya sudah sampai ke huruf mati, maksudnya konsonan di akhir. Misalnya [dan], [bal], [tas] dan lain sebagainya. Dija masih belum lancar sih, tapi belajar pelan pelan ya Nak...
* Guru kelasnya Dija membuat sistem award baru, barangsiapa yang datang ke sekolah paling pagi akan mendapatkan bintang. Sistem ini dibuat karena gurunya melihat ada teman sekelasnya Dija yang akhir akhir ini suka datang terlambat. Dija sih alhamdulillah gak pernah terlambat karena jarak antara rumah dan sekolahnya bisa dibilang sangat dekat. Tapi meskipun begitu, sistem ini ternyata sangat berdampak pada Dija. Hanya untuk mendapatkan bintang itu, Dija akhir akhir ini tergesa gesa pingin berangkat ke sekolah. Pernah sekali, jam 6 pagi kami sudah tiba di sekolah, beberapa guru sudah ada, tapi kelasnya Dija masih terkunci. Alhasil Dija ikutan Bu Guru piket nungguin guru kelasnya dan teman teman lain di teras sekolah.
Cukup kerepotan juga menangani Dija yang tiap hari pingin berangkat pagi pagi sekali. Alhamdulillah sih, artinya Dija sangat bersemangat ke sekolah, gak males malesan. Semangatnya itu lho yang mahal harganya. Bener gak sih?
* Les baletnya mengalami banyak perkembangan. Sosialiasi Dija dengan teman-teman di tempat balet sih bisa dibilang belum ada kemajuan, Dija masih malu malu gitu. Tapi aku lihat Dija sudah bisa mengikuti gerakan dan bisa bekerja sama dengan tim, eh maksudnya dengan teman teman baletnya waktu membentuk semacam formasi formasi tarian.
Aku pingin banget bawa kamera, tapi Dija bilang gak mau difoto waktu balet. Yaaah, daripada ngambeg, jadi aku turutin aja maunya. Padahal gatel banget nih tangan, pingin fotoin anak anak kecil pada latihan balet kan lucu banget.
* Dija suka sekali bertanya "Kenapa?". Awalnya pasti bertanya apa, lalu ketika aku jawab, dia akan menyerangku dengan pertanyaan "kenapa" secara beruntun, kenapa kok gini, kenapa begitu, kenapa itu, kenapa ini, ............. "Kenapa Buk?"
* Tanggal 23 November nanti gebap berusia 4 tahun 8 bulan, tinggi badan Dija 107cm, berat masih betah di angka 16 kg.
Demikianlah catan kecil pada Tentang Borobudur | Diary Putri Dija
dan inilah yang bisa Putri Dija sahare. sekali lagi Tentang Borobudur | Diary Putri Dija berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Putri Dija selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......
Anda sekarang membaca artikel Tentang Borobudur | Diary Putri Dija dengan alamat link http://putridija.blogspot.com/2014/11/tentang-borobudur-diary-putri-dija.html








Komentar
Posting Komentar